Ceritanya bermula dari sebuah
film, yang filenya sudah di laptopku dari tahun 2010, saat aku kuliah. Film
yang mungkin semua orang sudah pernah menonton nya. Sebagian dari itu pernah
menonton dan memahaminya, sebagian lagi dari itu pernah menonton dan berlalu
begitu saja, sementara sisanya pernah menonton dan lalu kemudian mencocok
cocokkan nya dengan kehidupannya. Well, kalian bisa masuk kategori diantara
ketiganya. Terserah.
Ya, 500 days of Summer. Film yang awalnya kukira film romansa cengeng tentang musim panas di belahan dunia lain. Aku akan melewati nama film nya bahkan ketika aku memilih akan menonton film apa di saat aku sedang senggang untuk membunuh bosanku.
Film ini jalan ceritanya sangat sederhana, tentang kehidupan sehari – hari yang juga sangat biasa. Tentang seseorang yang tidak pernah percaya dengan sebuah ikatan, dan seseorang lagi yang sangat peduli dengan ikatan, hanya saja ia mengesampingkan itu karena sebuah kenyamanan dan obsesi.
Aku hanya akan tersenyum, bukan karena aku menyukai film nya, hanya saja apa yang telah dilakukan Summer dan apa yang telah dilakukan Tom merupakan hal yang memang sudah sangat biasa terjadi. Orang akan selalu datang, begitupun pergi. Tidak ada yang akan mampu menyangkal itu. Hanya caranya saja yang berbeda, ada yang pergi karena meninggal, seperti yang sudah kurasakan berminggu lalu karena ditinggal bapakku, ada yang memang pergi karena sudah merasa tidak nyaman. Dan yang patut diingat, yang namanya ditinggal pergi memang akan merasakan sakit yang luarbiasa. Sakit yang akan susah sembuhnya. Tapi ada satu hal lain, dimana pergi akan dianggap lebih baik karena bertahan ternyata memang lebih sakit rasanya. Well, banyak peribahasa yang bilang begitu.
Aku memang mengakui, pernah seperti Tom, dan akupun pernah seperti Summer. Aku tidak bisa bilang aku salah, karena aku menjalaninya berdasarkan keyakinan, dan juga kenyamanan. Damn right, egois.
Seseorang bisa sangat dekat karena banyak hal, seperti mempunyai hobi yang sama, mempunyai chemistry yang cocok, mempunyai kegilaan yang sama, mempunyai apapun yang semuanya bisa dikategorikan alasan, bahkan perbedaan pun bisa jadi alasan. Jangan tidak percaya, manusia bisa menjadikan apapun jadi masuk akal, mereka adalah makhluk yang tak pernah mau disalahkan.
Ya, 500 days of Summer. Film yang awalnya kukira film romansa cengeng tentang musim panas di belahan dunia lain. Aku akan melewati nama film nya bahkan ketika aku memilih akan menonton film apa di saat aku sedang senggang untuk membunuh bosanku.
Film ini jalan ceritanya sangat sederhana, tentang kehidupan sehari – hari yang juga sangat biasa. Tentang seseorang yang tidak pernah percaya dengan sebuah ikatan, dan seseorang lagi yang sangat peduli dengan ikatan, hanya saja ia mengesampingkan itu karena sebuah kenyamanan dan obsesi.
Aku hanya akan tersenyum, bukan karena aku menyukai film nya, hanya saja apa yang telah dilakukan Summer dan apa yang telah dilakukan Tom merupakan hal yang memang sudah sangat biasa terjadi. Orang akan selalu datang, begitupun pergi. Tidak ada yang akan mampu menyangkal itu. Hanya caranya saja yang berbeda, ada yang pergi karena meninggal, seperti yang sudah kurasakan berminggu lalu karena ditinggal bapakku, ada yang memang pergi karena sudah merasa tidak nyaman. Dan yang patut diingat, yang namanya ditinggal pergi memang akan merasakan sakit yang luarbiasa. Sakit yang akan susah sembuhnya. Tapi ada satu hal lain, dimana pergi akan dianggap lebih baik karena bertahan ternyata memang lebih sakit rasanya. Well, banyak peribahasa yang bilang begitu.
Aku memang mengakui, pernah seperti Tom, dan akupun pernah seperti Summer. Aku tidak bisa bilang aku salah, karena aku menjalaninya berdasarkan keyakinan, dan juga kenyamanan. Damn right, egois.
Seseorang bisa sangat dekat karena banyak hal, seperti mempunyai hobi yang sama, mempunyai chemistry yang cocok, mempunyai kegilaan yang sama, mempunyai apapun yang semuanya bisa dikategorikan alasan, bahkan perbedaan pun bisa jadi alasan. Jangan tidak percaya, manusia bisa menjadikan apapun jadi masuk akal, mereka adalah makhluk yang tak pernah mau disalahkan.
Menulis ini . jari tanganku
gemetaran. Kalau yg namanya perpisahan akan datang kapan saja. Tak peduli kamu
sedang sangat nyaman, tak peduli kamu sedang sangat sangat bahagia, perpisahan
akan selalu mengincarmu. Jangan tidak siap, karena kamu akan kalah. Walaupun
siap juga belum berarti kamu akan memenangkan perasaan.
Jangan pernah berfikir kalau meninggalkan bukan selalu jadi orang yang paling jahat, ada kalanya meninggalkan karena sudah tidak tahan dikecewakan, ada yang meninggalkan karena sudah muak menaruh harapan. Semuanya akan berlalu dan berdiri dengan memegang pendirian, untuk akan berdiri bersama keyakinannya, dan meneruskan hidupnya berdasarkan keyakinan itu.
Selamat datang pada dunia kesedihan, yang hanya akan kamu sendiri yang menikmatinya. Tidak buruk, hanya saja, juga tidak bagus. Tapi, inilah hidup. Sesuatu yang dilukiskan abadi kepada masing – masing darimu, maka jalanilah.
Jangan pernah berfikir kalau meninggalkan bukan selalu jadi orang yang paling jahat, ada kalanya meninggalkan karena sudah tidak tahan dikecewakan, ada yang meninggalkan karena sudah muak menaruh harapan. Semuanya akan berlalu dan berdiri dengan memegang pendirian, untuk akan berdiri bersama keyakinannya, dan meneruskan hidupnya berdasarkan keyakinan itu.
Selamat datang pada dunia kesedihan, yang hanya akan kamu sendiri yang menikmatinya. Tidak buruk, hanya saja, juga tidak bagus. Tapi, inilah hidup. Sesuatu yang dilukiskan abadi kepada masing – masing darimu, maka jalanilah.