Jumat, 10 Februari 2012

Aku memanggilnya " I B U "


10 Februari, hari dimana kali ini kulalui dengan duduk seharian menghadap computer. Kutulis karangan pendek ini bukan sebagai tugas Bahasa Indonesia, melainkan sebagai bukti. Bukti kecil kalau aku sangat mencintai ibuku… Kenapa aku bilang kecil? Karena seberapapun besar bakti kita untuk ibu, tak ada bandingannya dengan apa yang sudah ia lakukan kita semenjak lahir. How great it is, and always will be.


Hari ini adalah ulangtahun ibuku, ulangtahunnya yang ke 47. Di umur yang telah menua, beliau masih sibuk dengan profesinya. Ibuku adalah manusia paling super. Ia bangun setiap jam 3 pagi, memasak sayur, memasak lauk, yang akan kami jual di warung kecil kami di dekat jalan raya. Pekerjaan yang selalu ia ulang bertahun-tahun semenjak aku memasuki kelas 1 SD. How long it’s been ? ya, kalian bisa menghitungnya sendiri J
Kalau aku pikir, ibuku sangat sebentar beristirahat, tapi entah kenapa, setiap aku memintanya untuk beristirahat , jawabannya selalu begini “Gaweane rung rampung le, mengko wae”. Dan pernah satu ketika kudengar darinya bahwa dari sinilah tenaganya yang seperti tak pernah habis itu ia ungkapkan , “Ngerti ra le opo sing gawe bapak ibuk semangat dodol ngene iki? Yo mung kowe karo Risma (adikku-red)”. Simpel kan? Tapi kata-kata itu selalu terngiang di otakku, bahwa semenjak hari itu aku tidak akan pernah mengecewakan ibuku.
Ibuku mungkin hanya penjual nasi sayur, SMP pun tak lulus, tapi yang membuatku bangga beribu-ribu kali lipat adalah  bahwa ia yang berangkat dari latar belakang seperti itu, sanggup mengantarkanku menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah. Kadang aku malu, kadang aku tertampar, tiap kali aku mengeluh atas hidupku, atas pekerjaanku, aku selalu mengingat orangtuaku, entah bapakku, entah ibuku. Mereka lebih tak beruntung dariku dari sisi pendidikan, tapi mereka sanggup membuatku seperti ini, paling tidak kalian harus tahu kawan, aku adalah sarjana pertama dari dua keluarga bapak dan ibuku. Kalian tau sebesar apa kebanggaan sekaligus beban yang aku punya? J

Hari ini aku, pukul 15.57, di depan meja kerjaku, menunggu waktu pulang. Aku akan membeli martabak. Martabak, ya hanya sebuah martabak. Aku tau ibuku tidak begitu menyukai segala macam perayaan. Jadi, aku hanya akan mebelikannya martabak sambil kuucapkan selamat ulangtahun untuknya. Aku paham ini sangat tidak special, sebungkus martabak jelas sebuah lelucon bagi sebagian besar orang. Tapi tahukah kalian , saat ibu kubelikan kue ulangtahun tahun lalu dan aku memberikannya bersama  adikku. Ibukku menangis dan berkata “ Le, Nok, ora perlu tuku2 roti ngene iki, ibuk wes seneng nek koe do semangat sekolah ro kuliah, kui hadiah seng paling gedhi nggo ibuk”..
 Sekali lagi, aku tidak bisa berkata apa-apa.

Untuk setiap doa yang kupanjatkan, selalu doa untuknya nomor satu, selain bapak. Orang-orang hebat ini akan selalu menjadi malaikat. Orang-orang ini akan selalu menjadi superhero yang sebenarnya. Mereka akan selalu jadi dinding, yang tak akan pernah bisa kulompati. Mereka lah ibu dan bapakku.


Happy birthday Mom, I promise, I will make you proud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buta

Ceritanya bermula dari sebuah film, yang filenya sudah di laptopku dari tahun 2010, saat aku kuliah. Film yang mungkin semua orang sudah p...