Sabtu, 12 Oktober 2013

Hempasan



Pagi yang terlalu singkat , saat sebuah alarm tak gaduh membangunkan tidurnya yang juga singkat. Kamarnya masih menampung sisa rokok semalam, berserakan selayaknya sampah. Disampingnya tergeletak sebotol bir yang tak habis, ia memang bukan penikmat minuman seperti itu, tapi ia bersikeras menenggaknya, sebuah alasan yang tak keren sebenarnya, saat kau menyadari bahwa impiannya bertahun – tahun, hancur dalam sebuah kedipan gadis pujaannya.

Sebuah malam panjang, tempat tenang penuh kenangan, dan ribuan harapan yang bakal tertanam, membuatnya melangkah mantap menuju masa depan. Dua tangan tergenggam yang dia harapkan, sudah terbayang begitu malam ini usai, sebuah keyakinan yang akhirnya membuatya mati, mati terduduk dimakan harapan, harapan bodoh yang dibuatnya sendiri, menuju dia, menuju akhir yang tak berbalas, menyedihkan.

Hidup memang tak adil, untuk dia yang tak mau berterus terang. Tuhan yang mengajarkannya.

Buta

Ceritanya bermula dari sebuah film, yang filenya sudah di laptopku dari tahun 2010, saat aku kuliah. Film yang mungkin semua orang sudah p...